Alqur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW). Bagi Rasulullah SAW, Alqur’an ini adalah mukjizat terbesar dari banyak mukjizat yang diberikan Allah Ta’ala.
Menurut Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi (Pimpinan Ponpes Nurul Muhtadin Baalawy Srengseng), kitab Suci Alqur’an diturunkan kepada Nabi secara bertahap oleh Malaikat Jibril.
Adapun pembukuan mushaf Qur’an, pertama kali digagas pada masa kekhalifahan Abu Bakar RA hingga akhirnya menjadi mushaf Qur’an 30 juz di masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Alqur’an yang kita miliki saat ini adalah buah dari perjuangan dan kerja keras para sahabat yang mengumpulkan lembaran-lembaran Qur’an.
Pembuatan mushaf Qur’an ini tidak lepas dari peran para sahabat penghafal Qur’an. Ada tiga penghafal qur’an pertama dalam sejarah Islam yang mengumpulkan lembaran Alqur’an sepeninggal Rasulullah SAW. Ketiga sahabat itu antara lain:
1. Zaid bin Tsabit.
Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin Adh-Dhahak bin Zaid Ludzan bin Amru radhiyallahu ‘anhu (RA). Beliau masuk Islam ketika umur 11 tahun saat perang Badar terjadi. Nabi SAW menyerahkan bendera Bani Malik bin an-Najjar kepada ‘Imarah sebagai komandan perang Tabuk, lalu Nabi mengambilnya dan diserahkan kepada Zaid bin Tsabit.
Ketika beliau memintanya, maka Imarah bertanya: “Ya Rasulullah, apakah engkau akan menyerahkan sesuatu yang engkau berikan kepadaku?” Beliau menjawab, “Tidak, tetapi Alqur’an harus didahulukan, dan Zaid bin Tsabit lebih banyak menguasai bacaan Alqur’an daripada kamu”.
Zaid juga merupakan penulis wahyu bagi Rasulullah SAW. Saat Umar menjadi Khalifah dia diangkat sebagai amir (gubernur) Madinah sebanyak 3 kali di ibukota atau di wilayah pusat kekuasaan. Beliau juga ditugaskan untuk mengumpulkan Alqur’an atas perintah Abu Bakar dan Umar sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Bukhari. Rasulullah juga memuji Zaid bin Tsabit. Beliau bersabda: “Umatku yang paling menguasai ilmu Faraidh (pembagian harta warisan) adalah Zaid bin Tsabit”.
Beliau wafat di Madinah pada tahun 45 Hijriyah dalam usia 56 tahun. Dalam riwayat lain Beliau wafat tahun 51 atau 52 Hijriyah.
2. Ubay bin Ka’ab.
Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu (RA) adalah kaum Anshar yang berasal dari Bani Khazraj. Beliau termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam dan melakukan bai’at kepada Nabi Muhammad SAW di Aqabah, sebelum terjadinya peristiwa hijrah.
Ubay termasuk salah seorang yang pertama-tama mencatatkan ayat-ayat Alqur’an ke dalam bentuk tulisan. Beliau merupakan salah seorang penulis bagi Nabi Muhammad SAW. Ubay diriwayatkan memiliki suatu mushaf khusus susunannya sendiri dan termasuk di antara para sahabat yang merupakan penghafal Alqur’an (hafiz).
Ubay juga adalah anggota kelompok penasihat (musyawarah) yang dibentuk oleh khalifah Abu Bakr sebagai tempat bertanya atas berbagai permasalahan. Ubay wafat pada tahun 29 Hijriyah atau 639 M, yaitu pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
3. Abdullah bin Mas’ud.
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu (RA). Julukannya Abu Abdirahman. Sahabat ke enam yang paling dahulu masuk Islam.
Beliau hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah SAW. Dalam perang Badar, Beliau berhasil membunuh Abu Jahal.
Rasulullah SAW bersabda: “Ambilah Alqur’an dari empat orang: Abdullah, Salim (sahaya Abu Hudzaifah), Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka’ab”. Menurut para ahli hadits, kalau disebutkan “Abdullah” saja, yang dimaksudkan adalah Abdullah bin Mas’ud ini.
Khalifah Umar pernah mengangkatnya menjadi hakim dan pengurus kas negara di kufah. Ia simbol bagi ketakwaan, kehati-hatian, dan kesucian diri.
Beliau banyak meriwayatkan hadits mencapai 848 hadits. Beliau datang ke Madinah dan mengalami sakit. Kemudian wafat pada tahun 32 Hijriyah dan Utsman bin ‘Affan ikut mensalatkannya. Beliau dimakamkan di pekuburan Baqi di sebelah Masjid Nabawi.
Download Aplikasi Maungaji untuk belajar Mengaji dengan Ustadz – Ustadzah di Seluruh Indonesia