Dalam proses menghafal atau mempelajari Al Qur’an dibutuhkan kesabaran dan keuletan, karena tidak ada yang instan. Perlahan namun pasti, tak perlu tergesa-gesa agar cepat bisa, itulah kunci keberhasilan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam proses menghafal atau mempelajari Al Qur’an dibutuhkan kesabaran dan keuletan, karena tidak ada yang instan. Perlahan namun pasti, tak perlu tergesa-gesa agar cepat bisa, itulah kunci keberhasilan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Seperti yang tertulis dalam sebuah hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dilansir oleh Republika.com, menceritakan kisah bagaimana Rasulullah dibimbing oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk tidak tergesa-gesa dalam mempelajari wahyu yang disampaikan melalui Malaikat Jibril.
Hadist tersebut bisa ditemukan dalam Sahih Bukhari nomor 4 dan 4970, Sahih Muslim nomor 680, dan Nasai nomor 926 sekaligus menjadi penjelas sebab turunnya ayat pada Surah Al Qiyamah terutama ayat 16-19.
Dalam hadist tersebut dijelaskan ketika Rasulullah mendapatkan wahyu, beliau menggerakkan kedua bibirnya untuk mengikuti seperti yang sampaikan malaikat agar cepat menguasainya. Maka Allah subhanahu wa ta’ala pun membimbing Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diriwayatkan dalan surah Al Qiyamah ayat 16-19:
“Janganlah engkau (Muhammad) menggerakkan lidahmu untuk membaca Al Qur’an karena hendak cepat-cepat menguasainya (16). Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya di dalam dadamu dan (membuatmu pandai) membacanya (17) Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu (18). Kemudian sesungguhnya atas tangguhan Kamilah penjelasannya (19),”
Sedangkan pada hadist Sahih Bukhari nomor 4 lebih memperjelas maksud tentang ayat 18 Surah Al Qiyamah yakni “Apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaan itu,” artinya agar Rasulullah diam dan mendengarkan setiap wahyu yang diturunkan.
Sejak itu, bila datang Malaikat Jibril kepada Rasulullah, Rasulullah mendengarkan wahyu yang dibawanya dengan seksama, dan bila Jibril telah pergi, Rasulluah baru membacakannya sebagaimana Jibril membacakannya pada Rasulullah.
Pada hadits di Sahih Nasai 926 dijelaskan, bila Jibril pergi, Rasulullah sudah bisa membacanya sebagaimana dibacakan atau diajarkan Jibril.
Dari kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat diambil hikmah untuk umat Islam agar senantiasa semangat dalam belajar membaca dan menghafal Al Qur’an. Setiap guru ngaji mengajari tentang cara membaca bunyi huruf pada Al Qur’an maka perhatikan dengan seksama agar tidak tertinggal mengetahui tiap ilmu yang diajarkannya.
Serta tak perlu tergesa-gesa untuk cepat bisa, nikmati setiap momen dalam proses belajar, perlahan namun pasti. Insyaallah berkah. (Gth)